Perilaku seseorang dipengaruhi oleh kelompok-kelompok
dimana mereka bukan anggotanya. Kelompok-kelompok yang seseorang ingin masuk
disebut kelompok aspirasional. Sementara itu, kelompok disosiatif
ialah kelompok yang nilai atau perilakunya ditolak seorang individu. Menurut (Setiadi, 2013), grup referensi adalah
aspek lingkungan sosial mikro bagi konsumen. Interaksi sosial dengan
grup/kelompok referensi sering terjadi secara langsung dan bertatap muka, yang
mana dapat memberikan pengaruh langsung pada tanggapan afeksi, kognitif,
dan perilaku pada strategi pemasaran.
1. Kelompok Referensi
Kelompok acuan (reference
group) berfungsi sebagai titik banding/referensi langsung (tatap muka) atau
tidak langsung yang membentuk sikap maupun perilaku seseorang. Menurut
Amirullah (2002), “Kelompok referensi adalah sejumlah orang/kelompok yang
bertindak sebagai pembanding (or reference) terhadap individu dalam setiap
bentuk nilai, sikap/penuntun ke arah perilaku.”
Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
kelompok referensi dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam melakukan
pembeliannya. Dalam hal ini, manajer pemasaran perlu mengetahui siapa yang menjadi
opini dari kelompok bersangkutan. suatu individu dapat menjadi pengikut opini
dari kelompok referensi, bahkan saat tidak terjadi interaksi langsung antara
kelompok referensi dengan individu. Pihak pemasaran perusahaan dapat memanfaatkan kelompok referensi untuk
mempengaruhi konsumen, misalnya melalui periklanan dengan menggunakan penyanyi
terkenal dan lain sebagainya. Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2009),
Kelompok Referensi adalah semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung
(tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut.
Menurut Sumarwan (2011) Pengaruh Kelompok Referensi dibagi menjadi 3 (tiga) tipe yaitu:
a. Pengaruh Normatif
b.Pengaruh Ekspresi Nilai
c. Pengaruh Informasi
2. Keluarga
Istilah keluarga dan
rumah tangga seringkali dianggap sama padahal arti keluarga dan rumah tangga
memiliki suatu perbedaan. Istilah rumah tangga biasanya digunakan untuk istilah
yang lebih luas yang menunjukkan bahwa semua orang yang menempati sebuah unit
dalam kehidupan (Mowen dan Minor, 2002). Sedangkan arti keluarga
yaitu sepasang suami istri yang sudah memiliki ikatan perkawinan (menikah) dan tinggal
bersama anak-anak dalam satu rumah (tempat tinggal). Dari aspek formalitas atau
legalitas keluarga juga dipandang sebagai berkumpulnya dua orang atau lebih
yang saling berinteraksi dan sudah mimiliki ikatan perkawinan.
Setiap anggota keluarga
mempunyai pengaruh dalam pengambilan keputusan pembelian maupun pengkonsumsian
terhadap suatu produk dan jasa. Menurut Peter dan Olson
serta Sumarwan terdapat peran dalam pengambilan keputusan keluarga:
a. Inisiator
b. Pemberi Pengaruh (Influence)
c. Penjaga Pintu (Decides)
d. Pengambilan Keputusan
e. Pembeli
f. Pengguna
g. Pembuang
3. Studi Kasus
Menurut penelitian Pengaruh Gaya Hidup Konsumtif dan
Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik Lokal (Pramudi, 2015), kelompok referensi berpengaruh
terhadap keputusan pembelian kosmetik lokal pada wanita karier di Surabaya
Selatan. Kelompok referensi memberikan lebih banyak informasi terkait dengan
produk yang akan membantu konsumen untuk memutuskan pembelian produk. Konsumen
yang memiliki kelompok referensi menurut hasil penelitian memiliki informasi
yang tinggi yang berkaitan dengan produk, sehingga akhirnya mendorong seorang
wanita karier (dalam hal ini sebagai responden penelitian), untuk melakukan
keputusan pembelian produk kosmetik lokal. Dalam penelitian tersebut dijelaskan
bahwa kelompok referensi yang dimaksud adalah rekan kerja.
Menurut penelitian Hubungan Demografi, Anggota Keluarga,
dan Situasi dalam Pengambilan Keputusan Pendanaan Pembelian Rumah Tinggal
Surabaya (Iswantoro & Anastasia, 2013),
jumlah anggota keluarga yang ditanggung, tempat tinggal saat ini, tujuan
membeli rumah, jumlah anak dibawah usia 17 tahun serta sumber informasi menjadi
pengambil keputusan utama. Pernyataan ini sejalan dengan hasil statistik yang
menunjukan bahwa adanya hubungan jumlah anak dibawah 17 tahun dengan pendanaan
yang dipilih karena mayoritas responden tidak memiliki anak dibawah usia 17
tahun sehinga keputusan mayoritas juga berada di tangan suami dan istri. Jumlah
anggota keluarga yang ditanggung menunjukan tidak ada hubungan dengan jenis
pendanaan yang dipilih karena sebenarnya yang menanggung kebutuhan keluarga
bukan hanya responden yang mayoritas perempuan tetapi juga ada pendapatan dari
pasangan.
Sumber:
Dwiastuti, R. S. (2012). llmu Perilaku Konsumen .
Malang: Universitas Brawijaya Pres.
Iswantoro, C., & Anastasia, N. (2013). Hubungan
Demografi, Anggota Keluarga, dan Situasi dalam Pengambilan Keputusan Pendanaan
Pembelian Rumah TInggal Surabaya. FINESTA, 125-129.
Kartika, S., & Sidig, R. (2018). Pengaruh Kelompok
Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Kawasaki Ninja 250 CC. Jurnal Digital
Marketing, 31-36.
Marlius, D. (2017). Keputusan Pembelian Berdasarkan Faktor
Psikologis dan Bauran Pemasaran PT Intercom Mobilindo Padang. Jurnal Pundi.
Pramudi, R. Y. (2015). Pengaruh Gaya Hidup Konsumtif dan
Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik Lokal . Jurnal
Riset Ekonomi dan Manajemen , 280-301.
Setiadi, N. (2013). Perilaku Konsumen. Jakarta: PT
Kharisma Putra Utama.
Subianto, T. (2007). Studi Tentang Perilaku Konsumen Beserta
Implikasinya Terhadap Keputusan Pembelian. Jurnal Ekonomi Modernisasi,
165-182.
Suryati, T. (2012). Perilaku Konsumen: Implikasi Strategi
Pemasaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar