Menurut kotler
(2005:224) kebudayaan adalah determinan paling fundamental dari keinginan dan
perilaku konsumen. Sedangkan Swasta &
Handoko (2000:10), berpendapat Perilaku konsumen (consumen behavior)
dapat di definisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung
terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang - barang dan jasa-jasa
termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan
kegiatan – kegiatan tersebut.
Sub-budaya - sub budaya terdiri dari kebangsaan, agama,
kelompok ras, dan daerah geografis.Banyak sub-budaya yang membentuk segmen
pasar penting,dan pemasar sering merancang produk dan program pemasaran yang
disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Faktor kebudayaan berpengaruh luas dan
mendalam terhadap perilaku pembelian konsumen dalam faktor kebudayaan ini
terdapat beberapa komponen antara lain: Budaya, budaya merupakan faktor penentu
yang paling mendasar dari segi keinginan dan perilaku seseorang karena
kebudayaan menyangkut segala aspek kehidupan manusia. Selain
faktor kebudayaan, pengaruh
dari adanya kelas sosial terhadap perilaku konsumen begitu tampak dari
pembelian akan kebutuhan untuk sehari-hari.
Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk
sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan
dan karya seni bahasa, sebagaimana juga budaya merupakan sebuah bagian yang tak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya bahwa
budaya itu diwariskan secara genetis. Budaya merupakan suatu
kepercayaan, nilai-nilai dan kebiasaan yang dipelajari seseorang, yang dapat
mengarahkan seseorang tersebut dalam menggunakan suatu barang atau jasa.
Kepercayaan, nilai-nilai dan kebiasaan itu dapat muncul bila seseorang
melakukan interaksi, hubungan dan saling mempengaruhi dalam berperilaku.
Menurut Solomon (2004),
sub budaya terdiri dari anggota yang memiliki kesamaan kepercayaan dan pengalaman
yang membedakan anggota tersebut dari yang lain. Anggota ini bisa didasarkan
dari kesamaan umur, ras, latar belakang suku, atau tempat tinggal. Setiap suku memiliki
keinginan dan kebutuhan yang berbeda, seperti dalam menentukan suatu produk,
memilih tempat wisata, perilaku politik serta keinginan untuk mencoba produk
baru. Dalam segi umur pun juga mempengaruhi dalam perilaku konsumsi.
1. Pengaruh Kebudayaan
Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada
perilaku konsumen. Pengiklan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya,
subbudaya dan kelas social pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari
keinginan dan perilaku seseorang. Setiap
kebudayaan terdiri dari sub-budaya – sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan
identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya
dapat dibedakan menjadi empat jenis:
1. Lelompok Nasionalisme,
2.
Kelompok
Keagamaan,
3. Kelompok Ras, dan
Area Geografis.
Budaya menuntun individu
dan masyarakat dalam upaya pemenuhan kebutuhan maupun keinginan terhadap barang
dan jasa. Tuntunan budaya tersebut dapat berupa nilai ataupun norma. Dalam tiap-tiap
kebudayaan, terdapat ciri khas masing–masing yang membawa pemaknaan terhadap suatu
produk. Contohnya : Tuntunan budaya berupa nilai : dalam hal kuliner sayur asam, ikan asin, atau lalapan. Orang akan
memaknai produk tersebut kulinernya orang sunda.
Individu dalam mengambil
keputusan untuk berkonsumsi, tidak dapat dipisahkan dari pengaruh budaya. Di antaranya
di pengaruhi nilai dan norma. Di dalam masyarakat terdapat ide/gagasan mengenai,
apakah suatu pengalaman berharga, tidak berharga, bernilai, tidak bernilai, pantas
atau tidak. Inilah yang di artikan sebagai nilai. Sedangkan norma sendiri dimaknai
sebagai peraturan yang ditetapkan secara bersama-sama, yang menuntun perilaku seseorang
dalam mengambil keputusan.
Tradisi adalah aktivitas
yang bersifat simbolis yang merupakan serangkaian langkah-langkah (berbagai perilaku)
yang muncul dalam rangkaian yang pasti dan terjadi berulang-ulang. Tradisi yang
disampaikan selama kehidupan manusia, dari lahir hingga mati. Hal ini bisa jadi
sangat bersifat umum. Hal yang penting dari tradisi ini untuk para pemasar adalah
fakta bahwa tradisi cenderung masih berpengaruh terhadap masyarakat yang menganutnya.
Misalnya yaitu natal, yang selalu berhubungan dengan pohon cemara.
Budaya yang ada di masyarakat
dapat memuaskan kebutuhan masyarakat. Budaya dalam suatu produk yang memberikan
petunjuk, dan pedoman dalam menyelesaikan masalah dengan menyediakan metode “Coba
dan buktikan” dalam memuaskan kebutuhan fisiologis, personal dan sosial. Misalnya
dengan adanya budaya yang memberikan peraturan dan standar mengenai kapan waktu
kita makan, dan apa yang harus dimakan tiap waktu seseorang pada waktu makan.
Dengan adanya
kebudayaan, perilaku konsumen mengalami perubahan . Dengan memahami beberapa bentuk
budaya dari masyarakat, dapat membantu pemasar dalam memprediksi penerimaan konsumen
terhadap suatu produk. Pengaruh budaya dapat mempengaruhi masyarakat secara tidak
sadar. Pengaruh budaya sangat alami dan otomatis sehingga pengaruhnya terhadap perilaku
sering diterima begitu saja.
Budaya dapat dipelajari sejak
seseorang sewaktu masih kecil, yang memungkinkan seseorang mulai mendapat nilai-nilai
kepercayaan dan kebiasaan dari lingkungan yang kemudian membentuk budaya seseorang.
Berbagai macam cara budaya dapat dipelajari. Seperti yang diketahui secara umum
yaitu misalnya ketika orang dewasa dan rekannya yang lebih tua mengajari anggota
keluarganya yang lebih muda mengenai cara berperilaku.
2. Pengaruh Kelas Sosial
Istilah kelas (kelas sosial) tidak selalu
memiliki arti yang sama meskipun secara hakikat mewujudkan sistem kedudukan
pokok dalam masyarakat. Pengertian kelas sejalan dengan pengertian lapisan
tanpa harus membedakan dasar pelapisan masyarakat. Kelas sosial atau golongan
sosial mempunyai arti yang relatif lebih banyak dipakai untuk menunjukkan
lapisan sosial yang didasarkan atas kriteria ekonomi. Sehingga kelas sosial
dapat diartikan sebagai sekelompok individu yang menempati lapisan sosial
berdasarkan kriteria ekonomi.
Menurut Dharmmesta dan Handoko (2013), kelas sosial dapat dikelompokkan ke dalam
tiga golongan, yaitu :
1.
Kelas sosial golongan atas, yang termasuk dalam kelas ini
antara lain: pengusaha-pengusaha, pejabat tinggi.
2.
Kelas sosial golongan menengah yang termasuk dalam kelas
ini antara lain: karyawan instansi, pemerintah, pengusaha menengah
3.
Kelas sosial golongan rendah yang termasuk dalam kelas
ini: buruh pabrik, pegawai rendah, tukang becak, dan pedagang kecil.
Menurut penelitian Pengaruh
Kelas Sosial Terhadap Perilaku Konsumen (studi pada pembelian rumah di PERUM
PERUMNAS cabang Mojokerto lokasi Madiun) (Nugraheni,
2018). Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Populasi dalam penelitian ini sebanyak 56 konsumen sekaligus sebagai sampel
karena jumlah keseluruhan populasi kurang dari 100 sehingga keseluruhan dijadikan
sampel. Dengan menggunakan uji koefisien determinasi dan uji signifikansi t
sebagai alat uji coba terhadap sampel.
Dari hasil koefisien determinasi (R-Square) dengan
menggunakan program pengolahan data SPSS for Windows 16.0 diperoleh nilai
sebesar 0,810. Artinya, kelas sosial
berpengaruh terhadap perilaku konsumen sebesar 81% sedangkan 19% diperngaruhi oleh
variabel lainnya. Sedangkan Dari hasil uji t diperoleh hasil besar nilai thitung
15.163, besar nilai ttabel 1.67252, besar nilai Sighit 0.000, dan besar Sigprob
0.05. Artinya, nilai thitung (15.163) ≥ ttabel (1.67252) atau Sighit (0.000 ) ≤
Sigprob (0.05). Dengan demikian, hipotesis penelitian ini menerima Ha dan
menolak H0. Penyataan hipotesis penelitian adalah Kelas Sosial berpengaruh
signifikan.
Pengaruh Kelas Sosial Terhadap Perilaku Konsumen pada PERUM
PERUMNAS Cabang Mojokerto Lokasi Madiun, terbukti dari hasil analisis uji
regresi linier sederhana, uji determinasi (R-Square), dan uji signifikansi t
(Uji t) mendapatkan hasil menerima Ha dan menolak H0. Penyataan hipotesis
penelitian ini adalah Kelas Sosial berpengaruh signifikan terhadap Perilaku
Konsumen pada PERUM PERUMNAS Cabang Mojokerto Lokasi Madiun.
Sumber:
Ghoni, A.,
& Bodroastusi, T. (2009). Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi dan
Psikologi Terhadap Perilaku Konsumen . Semarang : Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi WIdya Manggala.
Ilham, &
Hermawati. (2018). Pengaruh Faktor Kelas Sosial Terhadap Perilaku Konsumen
dalam Pemilihan Pakaian . Journal of Islamic Management adn Bussines ,
17-24.
J. Setiadi, N.
(2003). Perilaku Konsumen . Jakarta : PT. Kencana Pernanda Media.
Nugraheni, R.
(2018). Pengaruh Kelas Sosial Terhadap Perilaku Konsumen . Jurnal
EQUILIBRIUM.
Setiawan, Y.
(2013). Analisis Pengaruh Budaya, Kelas Sosial, Psikologis, Harga dan Promosi
Terhadap Keputusan Studi Lanjut ke Program Sarjana Bidang Studi Akuntansi
(Studi Kasus Mahasiswa Baru Akuntansi S1 UDINUS). Media Ekonomi dan
Teknologi Informasi, 90-101.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar