Selasa, 31 Maret 2020

Faktor Kebudayaan dalam Perilaku Konsumen

Menurut kotler (2005:224) kebudayaan adalah determinan paling fundamental dari keinginan dan perilaku konsumen. Sedangkan Swasta & Handoko (2000:10), berpendapat Perilaku konsumen (consumen behavior) dapat di definisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang - barang dan jasa-jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan – kegiatan tersebut.
Sub-budaya - sub budaya terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis.Banyak sub-budaya yang membentuk segmen pasar penting,dan pemasar sering merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Faktor kebudayaan berpengaruh luas dan mendalam terhadap perilaku pembelian konsumen dalam faktor kebudayaan ini terdapat beberapa komponen antara lain: Budaya, budaya merupakan faktor penentu yang paling mendasar dari segi keinginan dan perilaku seseorang karena kebudayaan menyangkut segala aspek kehidupan manusia. Selain faktor kebudayaan, pengaruh dari adanya kelas sosial terhadap perilaku konsumen begitu tampak dari pembelian akan kebutuhan untuk sehari-hari.
Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan dan karya seni bahasa, sebagaimana juga budaya merupakan sebuah bagian yang tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya bahwa budaya itu diwariskan secara genetis. Budaya merupakan suatu kepercayaan, nilai-nilai dan kebiasaan yang dipelajari seseorang, yang dapat mengarahkan seseorang tersebut dalam menggunakan suatu barang atau jasa. Kepercayaan, nilai-nilai dan kebiasaan itu dapat muncul bila seseorang melakukan interaksi, hubungan dan saling mempengaruhi dalam berperilaku.
Menurut Solomon (2004), sub budaya terdiri dari anggota yang memiliki kesamaan kepercayaan dan pengalaman yang membedakan anggota tersebut dari yang lain. Anggota ini bisa didasarkan dari kesamaan umur, ras, latar belakang suku, atau tempat tinggal. Setiap suku memiliki keinginan dan kebutuhan yang berbeda, seperti dalam menentukan suatu produk, memilih tempat wisata, perilaku politik serta keinginan untuk mencoba produk baru. Dalam segi umur pun juga mempengaruhi dalam perilaku konsumsi.
1. Pengaruh Kebudayaan 
Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen. Pengiklan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas social pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya – sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis:

1.    Lelompok Nasionalisme,
2.    Kelompok Keagamaan,
3.    Kelompok Ras, dan
Area Geografis.
 Budaya menuntun individu dan masyarakat dalam upaya pemenuhan kebutuhan maupun keinginan terhadap barang dan jasa. Tuntunan budaya tersebut dapat berupa nilai ataupun norma. Dalam tiap-tiap kebudayaan, terdapat ciri khas masing–masing yang membawa pemaknaan terhadap suatu produk. Contohnya : Tuntunan budaya berupa nilai : dalam hal kuliner  sayur asam, ikan asin, atau lalapan. Orang akan memaknai produk tersebut kulinernya orang sunda.
 Individu dalam mengambil keputusan untuk berkonsumsi, tidak dapat dipisahkan dari pengaruh budaya. Di antaranya di pengaruhi nilai dan norma. Di dalam masyarakat terdapat ide/gagasan mengenai, apakah suatu pengalaman berharga, tidak berharga, bernilai, tidak bernilai, pantas atau tidak. Inilah yang di artikan sebagai nilai. Sedangkan norma sendiri dimaknai sebagai peraturan yang ditetapkan secara bersama-sama, yang menuntun perilaku seseorang dalam mengambil keputusan.
 Tradisi adalah aktivitas yang bersifat simbolis yang merupakan serangkaian langkah-langkah (berbagai perilaku) yang muncul dalam rangkaian yang pasti dan terjadi berulang-ulang. Tradisi yang disampaikan selama kehidupan manusia, dari lahir hingga mati. Hal ini bisa jadi sangat bersifat umum. Hal yang penting dari tradisi ini untuk para pemasar adalah fakta bahwa tradisi cenderung masih berpengaruh terhadap masyarakat yang menganutnya. Misalnya yaitu natal, yang selalu berhubungan dengan pohon cemara.
Budaya yang ada di masyarakat dapat memuaskan kebutuhan masyarakat. Budaya dalam suatu produk yang memberikan petunjuk, dan pedoman dalam menyelesaikan masalah dengan menyediakan metode “Coba dan buktikan” dalam memuaskan kebutuhan fisiologis, personal dan sosial. Misalnya dengan adanya budaya yang memberikan peraturan dan standar mengenai kapan waktu kita makan, dan apa yang harus dimakan tiap waktu seseorang pada waktu makan.
Dengan adanya kebudayaan, perilaku konsumen mengalami perubahan . Dengan memahami beberapa bentuk budaya dari masyarakat, dapat membantu pemasar dalam memprediksi penerimaan konsumen terhadap suatu produk. Pengaruh budaya dapat mempengaruhi masyarakat secara tidak sadar. Pengaruh budaya sangat alami dan otomatis sehingga pengaruhnya terhadap perilaku sering diterima begitu saja.
Budaya dapat dipelajari sejak seseorang sewaktu masih kecil, yang memungkinkan seseorang mulai mendapat nilai-nilai kepercayaan dan kebiasaan dari lingkungan yang kemudian membentuk budaya seseorang. Berbagai macam cara budaya dapat dipelajari. Seperti yang diketahui secara umum yaitu misalnya ketika orang dewasa dan rekannya yang lebih tua mengajari anggota keluarganya yang lebih muda mengenai cara berperilaku.


2. Pengaruh Kelas Sosial 
Istilah kelas (kelas sosial) tidak selalu memiliki arti yang sama meskipun secara hakikat mewujudkan sistem kedudukan pokok dalam masyarakat. Pengertian kelas sejalan dengan pengertian lapisan tanpa harus membedakan dasar pelapisan masyarakat. Kelas sosial atau golongan sosial mempunyai arti yang relatif lebih banyak dipakai untuk menunjukkan lapisan sosial yang didasarkan atas kriteria ekonomi. Sehingga kelas sosial dapat diartikan sebagai sekelompok individu yang menempati lapisan sosial berdasarkan kriteria ekonomi.
Menurut Dharmmesta dan Handoko (2013), kelas sosial dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yaitu :
1.    Kelas sosial golongan atas, yang termasuk dalam kelas ini antara lain: pengusaha-pengusaha, pejabat tinggi.
2.   Kelas sosial golongan menengah yang termasuk dalam kelas ini antara lain: karyawan instansi, pemerintah, pengusaha menengah
3.   Kelas sosial golongan rendah yang termasuk dalam kelas ini: buruh pabrik, pegawai rendah, tukang becak, dan pedagang kecil.
Menurut penelitian Pengaruh Kelas Sosial Terhadap Perilaku Konsumen (studi pada pembelian rumah di PERUM PERUMNAS cabang Mojokerto lokasi Madiun) (Nugraheni, 2018). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 56 konsumen sekaligus sebagai sampel karena jumlah keseluruhan populasi kurang dari 100 sehingga keseluruhan dijadikan sampel. Dengan menggunakan uji koefisien determinasi dan uji signifikansi t sebagai alat uji coba terhadap sampel.
Dari hasil koefisien determinasi (R-Square) dengan menggunakan program pengolahan data SPSS for Windows 16.0 diperoleh nilai sebesar 0,810. Artinya, kelas sosial berpengaruh terhadap perilaku konsumen sebesar 81% sedangkan 19% diperngaruhi oleh variabel lainnya. Sedangkan Dari hasil uji t diperoleh hasil besar nilai thitung 15.163, besar nilai ttabel 1.67252, besar nilai Sighit 0.000, dan besar Sigprob 0.05. Artinya, nilai thitung (15.163) ≥ ttabel (1.67252) atau Sighit (0.000 ) ≤ Sigprob (0.05). Dengan demikian, hipotesis penelitian ini menerima Ha dan menolak H0. Penyataan hipotesis penelitian adalah Kelas Sosial berpengaruh signifikan.
Pengaruh Kelas Sosial Terhadap Perilaku Konsumen pada PERUM PERUMNAS Cabang Mojokerto Lokasi Madiun, terbukti dari hasil analisis uji regresi linier sederhana, uji determinasi (R-Square), dan uji signifikansi t (Uji t) mendapatkan hasil menerima Ha dan menolak H0. Penyataan hipotesis penelitian ini adalah Kelas Sosial berpengaruh signifikan terhadap Perilaku Konsumen pada PERUM PERUMNAS Cabang Mojokerto Lokasi Madiun. 




















Sumber: 
Ghoni, A., & Bodroastusi, T. (2009). Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi dan Psikologi Terhadap Perilaku Konsumen . Semarang : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi WIdya Manggala.
Ilham, & Hermawati. (2018). Pengaruh Faktor Kelas Sosial Terhadap Perilaku Konsumen dalam Pemilihan Pakaian . Journal of Islamic Management adn Bussines , 17-24.
J. Setiadi, N. (2003). Perilaku Konsumen . Jakarta : PT. Kencana Pernanda Media.
Nugraheni, R. (2018). Pengaruh Kelas Sosial Terhadap Perilaku Konsumen . Jurnal EQUILIBRIUM.
Setiawan, Y. (2013). Analisis Pengaruh Budaya, Kelas Sosial, Psikologis, Harga dan Promosi Terhadap Keputusan Studi Lanjut ke Program Sarjana Bidang Studi Akuntansi (Studi Kasus Mahasiswa Baru Akuntansi S1 UDINUS). Media Ekonomi dan Teknologi Informasi, 90-101.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Analisis Iklan yang Ada di Masyarakat

Keputusan membeli atau mengkonsumsi suatu produk dengan merek tertentu akan diawali oleh langkah-langkah sebagai berikut: (i) Pengenalan k...