Namanya bapak Tomi
asal Banten, Jawa Barat yang merantau ke Madura. Disini beliau beserta istrinya
membuka usaha Ayam Geprek di Graha Kamal sejak tahun 2017 lalu. Usahanya ini
masih terbilang baru karena baru berusia satu tahun. Bapk Tomi tidak hanya beruda
dengan istrinya tetapi juga dengan salah satu anaknya yang berkuliah di
Universitas Trunojoyo Madura.
Awalnya beliau
bekerja di salah satu perusahaan di Surabaya. Namun beliau tidak meneruskan
pekerjaannya karena merasa gaji dan pekerjaannya yang begitu-begitu saja.
Beliau ingin membuka usaha sendiri, selain sudah memiliki keterampilan dari
pekerjaannya selama ini beliau juga ingin mencari sesuatu yang baru dan jika
berwirausaha sendiri beliau dapat membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain.
Maka berdirilah usaha Ayam Geprek ini.
Usahanya ini
termasuk ramai selain karena masih sedikit pesaing, harga yang ditawarkan juga
termasuk murah dan kualitasnya tidak mengecewakan. Untuk satu porsi ayam geprek
biasa dengan minumnya hanya dihargai sebesar Rp 10.000 saja. Selain ayam
geprek, bapak Tomi juga menjual seblak dan variasi rasa ayam geprek seperti
ayam geprek keju.
Tempat yang
dijadikan tempat usaha ini merupakan rumah yang disewa beliau dari salah satu
kenalannya. Saat ditanya apakah beliau ingin mengembangkan usahanya, tentu saja
beliau mau. Tetapi ada kendala untuk mengembangkan usahanya. Beliau pernah
ditipu oleh salah satu karyawannya untuk memperluas usaha, sejak saat itu
beliau hanya memperkerjakan orang yang sangat dipercayanya saja.
“ Mencari orang yang
dipercaya itu susah, makanya kita harus hati-hati sama orang baru. Kalau nggak
saya percaya ya nggak saya pekerjakan disini” begitulah ungkapan bapak Tomi
perihal masalah yang pernah dialaminya.
Meskipun termasuk
usaha baru tetapi keuntungan dari ayam gerek ini sehari bisa mencapai Rp
5.000.000 untuk keuntungan kotor, sedangkan keuntungan bersihnya sekitar 1-2
juta. Setiap harinya selalu ada orang yang mengirim ayam yang digunakan untuk
membuat ayam geprek ini. Beliau sudah memiliki kenalan untuk memasok ayam
setiap harinya.
Dalam berwirausaha
pasti memiliki hambatan tersendiri, tidak selamanya usaha yang dijalankan dapat
berjalan dengan baik. Bagi bapak Tomi, keadaan yang seperti itu cukup dijalani
saja dan jangan mudah menyerah. Karena memang berwirausaha membutuhkan tekat
yang kuat dan pasion dalam dunia usaha. Jika belum apa-apa sudah menyerah
duluan, nantinya tidak usaha yang dibangun tidak dapat berkembang menjadi lebih
baik.
Salah satu contoh
hambatan yang dirasakan oleh bapak Tomi sendiri yaitu saat mahasiswa sedang
libur panjang. Beliau mengatakan jika mahasiswa libur semester, maka usahanya
juga libur sekitar dua minggu kemudian buka kembali. Hal ini terjadi karena
kebanyakan pelanggan dari Ayam Geprek ini adalah kalangan mahasiswa dan anak
sekolahan. Hanya sedikit penduduk sekitar yang membeli kesana.
- Inspirasi dari Bapak Tomi,
Owner Ayam Geprek Bundaran Graha Kamal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar