Kamis, 29 Maret 2018

Matryoshka II


11.00 p.m. Vancouver, Canada
Gelap. Hanya itu yang dapat ditangkap oleh indra peglihatanku. Semuanya terasa asing. Perasaan-perasaan aneh yang datang bertubi-tubi seakan terus menikamku dengan pisau. Ah aku memang ditikam dengan pisau oleh orang itu. Sial. Aku rasa sebentar lagi aku akan mati atau mungkin aku sudah mati. Entahlah, lagi pula aku tidak punya penyesalan apapun jadi aku rela saja mati seperti ini. Aku adalah orang yang pasrah, lebih suka menerima semua hal dengan hati terbuka daripada harus mengomel dan menerimanya dengan berat hati. Itu tidak baik untuk kesehatan hatimu, aku serius. Pernah, aku mencoba untuk protes dengan apa yang aku terima karena tidak sesuai dengan keinginanku, tapi hasilnya adalah aku masuk Rumah Sakit selama seminggu.



Itu sungguh menyakitkan sekali. Aku tidak ingin berakhir seperti itu lagi. Atau mungkin aku akan berakhir di tempat yang lebih parah, contohnya peti mati dalam pemakaman mungkin. Ya, memang aku rasa sebentar lagi akan menghadap kepada-Nya. Tentu saja sang Pencipta. Sejujurnya aku belum siap untuk mengadap sang Pencipta, aku merasa jika seharusnya umurku lebih panjang daripada mati diusia 23 tahun. Itu masih terlalu muda buatku. Aku ingin hidup lebih lama. Uh-oh apa aku sedang menyesali keadaanku saat ini.

Entahlah, mungin ini salah satu efek yang kurasakan sebelum kematianku. Hhm bagaimana jika aku mengingat kembali apa yang pernah aku lakukan saat masih hidup dulu. Ya, ini akan menjadi cerita pendek pengingat masa lalu. Masa dimana aku masih muda-omong-omong sekarangpun aku masih muda-dan belum terlalu paham dengan apapun.

Seseorang yang sering kupanggil ayah yang mengajariku tentang kehidupan dan bagaimana menjalaninya dengan sebaik mungkin. Tidak hanya itu, ayah juga mengajariku untuk menerima apapun itu dengan senang hati karena seperti yang aku katakan sebelumnya, terlalu banyak protes dan menggerutu bisa merusak fungsi hatimu. Aku belajar semuanya dari ayah, bagaimana cara memotong leher korban tanpa kesulitan atau mengukir pola indah disetiap inci kulit mulus mereka.

Kalau kau sering menonton tv pasti tidak asing dengan berita pembunuhan sadis dengan nama The Tattoo. Hey itu nama yang cukup keren jika kalian melihat mahakarya yang telah aku buat. Mengukir berbagai macam gambar pada kulit manusia sungguh membutuhkan konsentrasi tinggi dan harus berhati-hati. Kulit mereka rapuh sesaat setelah mereka kehabisan darah. Jika terlalu lama kulit itu nantinya akan berubah menjadi keras dan mudah rusak seperti jelly yang terlalu lama kau masukkan kedalam kulkas.

Ngomong-ngomong soal jelly, aku jadi ingat tadi sebelum kejadian mengerikan ini terjadi padaku, aku sedang menikmati semangkuk jelly yang diberikan Merysa tempo hari. Oh aku lupa kalian tidak tau siapa Merysa kan? Dia adalah gadis idaman seluruh lekaki di International High School. Mengapa dia bisa menjadi idaman para lelaki? Aku akan mengatakan jika alasannya adalah alasan mainstream. Merysa gadis yang cantik. Sungguh aku tidak berbohong.

Kalau kalian bertanya seberapa cantik si Merysa itu maka akan dengan senang hati akan kuberitahu. Merysa sungguh secantik Marilyn Monroe. Ya Marilyn Monroe yang itu. Kalian sudah bisa membayangkan kecantikannya kan? Oh tentu saja sudah. Selain karena kecantikannya, Merysa sungguh baik hati. Dia seperti seorang malaikat yang sengaja turun ke bumi untuk memberikan sedikit keindahan pada tempat yang hampir kotor dan tak terselamatkan ini.

Terkadang aku heran mengapa dia bisa secantik itu. Atau jika dia benar-benar malaikat mengapa dia rela turun ke bumi yang hina ini? Apakah dia sedang dalam misi untuk mensucikan bumi ini? Wah aku tidak bisa berpikir lebih jauh lagi yah karena kalian tau kan apa alasannya. Sekarang aku sedang berapa diambang kematian. Mungkin.

Ah sepertinya aku benar akan mati. Aku dapat mencium bau darah yang semakin kuat dan kurasa badanku mulai semakin letih. Lebih baik aku tidak berpikir lagi. Berpikir membuatku kehilangan tenaga dengan cepat. Sebaiknya aku mengubah posisi tubuhku senyaman mungkin, jujur posisi ini sungguh menyiksa. Bayangkan saja saat kau tidur dengan kaki menekuk kearah samping dengan badan sedikit tertelungkup. Sial. Pembunuh itu membuat posisi menjelang kematianku tidak nyaman.

            Butuh tenaga ekstra untuk membenarkan posisi tubuh dengan keadaanku yang semakin memprihatinkan. Oh benar-benar sial. Aku merasakan pisau yang digunakan untuk menikam tubuhku masih tertancap dipunggungku, lalu bagaimana aku bisa mengubah posisi tubuhku jika ada pisau yang menghalanginya. Haruskah kucabut? Sepertinya itu bukan ide yang baik.

            Setelah kupikir-pikir lagi posisi ini lebih baik. Daripada aku harus mencabut pisau itu dan membuatku semakin kehilangan banyak darah, lebih baik sisa tenagaku kugunakan untuk hal yang lainnya. Tapi hal apa yang bisa aku lakukan dengan keadaan yang seperti ini.

            Uh-oh tunggu sebentar. Aku rasa keadaan sekitarku mulai sunyi dan hanya terdengar detak jam dinding yang ada di ruang tamu. Wow ternyata detakan jarum jamnya membuat irama yang begitu memabukkan dan aku baru sadar akan hal itu.





Tik tok tik tok tik tok...





            Nada itu terus berputar-putar dikepalaku seakan sedang mendengarkan konser musik klasik. Ah sungguh indah bahkan untuk ukuran bunyi jam dinding saja mengapa bisa seindah ini. Apa mungkin ini efek kematian itu? Bahkan sesuatu yang sebelumnya kau anggap tidak menarik bisa menjadi hal yang luar biasa saat kau berada di ujung kematianmu. Sungguh pengalaman luar biasa.

            Bunyi jam itu perlahan membuatku mengantuk. Iramanya tetap hanya saja aku merasakan desakan kuat untuk tidur dan kembali bermimpi. Biasanya aku tidak terlalu suka tidur karena setiap kali aku tidur dan bermimpi. Mimpi yang mengerikan pun akan datang dan menghantui malamku. Jadi saat tidak terlalu lelah, aku mulai beraksi menjadi The Tattoo.

            Hanya saja kali ini aku merasa akan mendapatkan mimpi yang sangat indah. Mungkinkah aku bisa bermimpi untuk menikahi Merysa? Hidup berdua dengannya di rumah dekat danau yang selalu dia impikan. Merysa, selain gadis itu sangat cantik ternyata dia juga sederhana. Benar-benar gadis impianku.

            Ah aku sudah lelah. Mungkin ini saatnya untuk pergi dari dunia ini. Tubuhku terasa ringan seperti tanpa beban apapun, rasanya juga sangat damai sekali dan aku mulai terlelap pada gelapnya malam.


























10.00 a.m. Vancouver, Canada


            “... telah ditemukan mayat seorang pelajar didalam kamar apartemennya. Diduga pelajar berinial AL itu melakukan aksi bunuh diri, karena kepolisian setempat menemukan kamera yang masih menyala dan setelah diselidiki benar jika pelajar tersebut melakukan aksi bunuh dirinya. Selain itu beberapa barang bukti yang merujuk pada kasus The Tatto ditemukan di kamar korban. Polisi masih menyelidiki alasan AL memutuskan tindakan bunuh diri...”

            Pagi itu semua stasiun televisi lokal berlomba-lomba untuk memberitakan kasus bunuh diri seorang pelajar yang diduga ada kaitannya dengan kasus pembunuhan berantai The Tatto. Para polisi kewalahan untuk membendung antusiasme masyarakat tentang kasus tersebut karena kasus yang setidaknya menewaskan 20 remaja putri dengan kematian yang mengerikan itu membuat teror dikalangan masyarakat. Maka dari itu setelah mendengar kabar bahwa terduga pelaku pembunuhan keji itu memilih mati bunuh diri membuat masyarakat geram.

            Pihak berwenang masih menyelidiki kebenaran tentang The Tatto dan semua itu juga membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Jika saja palajar berisial AL itu memang pembunuh maka hukuman yang akan diterimanya sungguh berat. Sayangnya dia memilih untuk mengakhiri hidupnya dan membawa semua rahasia gelap dari The Tatto bersamanya ketempat yang tidak mungkin terjangkau untuk makhluk hidup. Dan begitulah kasus The Tatto berakhir. Atau setidaknya itulah yang dipikirkan oleh masyarakat dan pihak kepolisian.

            Kenyataannya sang pembunuh sebenarnya masih bebas berkeliaran diluar sana. Bahkan mungkin saja dia sedang menonton berita tentang kasus bunuh diri itu sambil bersantai di sofa panjang apartemennya dan tersenyum saat pihak kepolisian menyatakan jika kasus pembunuhan The Tatto telah berakhir. Untuk saat ini dia merasa bebas karena rahasianya aman dan mungkin nantinya dia akan kembali melakukan pembunuhan yang sama. Hanya butuh waktu yang tepat sampai semua itu kembali terulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Analisis Iklan yang Ada di Masyarakat

Keputusan membeli atau mengkonsumsi suatu produk dengan merek tertentu akan diawali oleh langkah-langkah sebagai berikut: (i) Pengenalan k...