Selasa, 05 Desember 2017

Kagome Kagome pt 2

"Selamat Pagi, Ai-chan."

"Selamat Pagi, Sana-chan." Ai tersenyum saat melihat Sana. Hari ini mereka berlima sudah membuat janji untuk bermain di bukit belakang sekolah. Karena besok hari minggu jadi mereka bisa bermain sepuasnya.

Ai dan Sana pergi ke bukit dengan sepeda Sana. Mereka bernyanyi dan tertawa sepanjang jalan. Saat melewati sekolah mereka, tiba-tiba hawa sekitar menjadi dingin. Ai dan Sana bertatapan dan dengan cepat mereka pergi ke belakang sekolah. Disana sudah ada Kyoya, Akashi dan Ishida. Mereka bertiga sedang bermain sendiri-sendiri.

"Selamat Pagi Semua" Teriak Sana, yang seperti biasa selalu ceria. Sana berlari ke arah teman-temannya. Dari belakang Ai mengikuti dengan berjalan dan melihat ke sekitar. Tampak dari belakang sekolah mereka sungguh menyeramkan. Ada beberapa kaca yang pecah, seperti di lantai 3 tempat ruang kesenia yang 2 kacanya pecah. Tidak ada yang tau bagaimana kaca itu pecah, padahal tahun lalu semua kaca jendela yang ada di sekolah itu di ganti.

Rumornya ada anak kelas 4 yang membenturkan kepalanya ke kaca jendela hingga pecah dan dia jatuh dari atas gedung. Kepalanya hancur dan hampir tidak di kenali. Tapi benar atau tidaknya rumor itu tidak ada seorangpun yang tau, namun setiap sore pada minggu ke 3, jendela ruang kesenia yang pecah itu tampak berlumuran darah. Entah siapa orang iseng yang melakukannya dan rumor itu memang benar adanya. Saat Ai menatap jendela itu tampak sesuatu yang berwarna gelap, padahal matahari masih tinggi. Ai menatap ngeri jendela itu dan saat matanya akan berpaling dari sana ada seorang yang menyeringai kepadanya. Tanpa pikir panjang, Ai langsung berlari ke arah temannya.

"Apa kau baik-baik saja, Ai-chan?" Kyoya melihat wajah pucat Ai. Dia merasa khawatir melihat sahabatnya itu.

"Eum aku baik-baik saja ..." Ai hanya menunduk, mencoba untuk menenangkan diri. Otaknya mencoba mencerna apa yang barusan dia lihat tadi.

"Ai-oniisan.." Ishida menepuk bahu Ai yang sedang melamun. Dengan cepat Ai menoleh dan hanya memberikan senyumnya.

"Aku baik-baik saja, Ishida-chan. Ayo kita bermain."

"Humm baiklah"

Belum sampai mereka bermain ada seseorang yang datang. Mereka berlima tidak ada yang tau tentang kedatangan orang itu. Tiba-tiba saja dia sudah berada di belakang mereka.

"Selamat Pagi" Sapanya dengan senyum cerah. Sontak saja mereka semua menoleh ke belakang, tampak wajah terkejut dari mereka. Yang ada di pikiran mereka saat ini adalah bagimana dan kapan orang ini datang.

"Eh apa kalian terkejut? Ahahah gomen nasai. Watashiwa Naomi desu. Apakah aku boleh bermain dengan kalian?"

"Ah ye salam kenal Naomi..."

"Ahahah aku anak kelas 6-4 disini. Jadi panggil sana oniisan." Naomi tersenyum pada kelima anak itu. "Jadi boleh kan aku ikut bermain?"

"Huh? Tentu saja, oniisan." Sana menjawab dengan tersenyum juga. Sebenarnya dari tadi mereka berlima tidak tau harus bermain apa. Mereka bosan dengan berbagai permainan biasanya.

Naomi menyarankan bermain Kagome Kagome . Awalnya Kyoya dan Ishida menolak karena permainan itu membawa keseialan. Tapi setelah diyakin kan oleh Naomi, Kyoya dan Ishida menyetujuinya meskipun mereka berdua masih takut untuk bermain. Permainan kagome kagome adalah permainan anak-anak jaman dulu. Diamana satu anak akan berada di tengah dan anak lainnya membentuk lingkaran mengelilinginya sambil bernyanyi. Si anak yang berada di tengah harus bisa menebak siapa yang ada di belakangnya. Jika salah anak itu tetap di tengan dan jika benar makan anak yang namanya di sebut akan menggantikan anak yang di tengah tadi. Orang jaman dulu percaya bahwa permainan itu membawa sial karena anak-anak yang telah bermain itu tidak akan bisa selamat.

Permainan di mulai dan yang pertama kali menjadi oni (setan) adalah Ai.

Kagome Kagome kago no naka no tori wa
Itsu Itsu deyaru yoake no ban ni
Tsuru to kame to subetta
Ushiro no shoumen daare

Ai dapat menebak dengan benar siapa yang ada di belakangnya, lalu Akashi yang manyan disebut menjadi oni selanjutnya. Mereka bermain hingga senja, hanya Ai dan Kyoya yang berhasil menebak siapa yang ada di belakang mereka. Saat matahari mulai terbenam mereka semua berpamitan.

"Naomi oniisan, kami pulang dulu." Kata Ishida sambil membungkuk dan di ikuti oleh Akashi dan Sana. Ai dan Kyoya masih berada di sana karena mereka merasa ada hal aneh yang anak terjadi. Sejak tadi mereka memperhatikan Naomi oniisan yang terus ternyum padahal tidak ada hal lucu yang terjadi.

"Sudah, kita pulang saja Kyoya-kun. Sepertinta hanya perasaanku saja, hari semakin sore pasti otosan dan okasan mencariku." Ai mengajak Kyoya kembali.

"Baiklah baiklah, kita pulang. Konbawa Noami oniisan. Terima kasih untuk hari ini." Kyoya tersenyum pada Naomi yang sedang membersihkan roknya. Naomi hanyabtersenyum misterius.

-oo-

Beberapa hari setelah itu banyak kejadian mengerikan yang terjadi. Pertama adalah Akashi yang tertabrak mobil saat bermain bola, kedua kakinya hancur tapi dia masih bisa selamat. Kyoya sebagai kakak tentu saja sangat sedih melihat kondisi adiknya itu. Kejadia kedua adalah Sana yang terjatuh dari tangga hingga tulang lehernya patah. Menurut saksi ada yang mendorong Sana hingga dia terjatuh. Ai, Kyoya dan Ishida sangat takut. Mereka bertiga merasa gelisah sepanjang hari karena teman-temannya meninggal dengan keadaan yang tidak wajar.

Kyoya yakin jika mereka mereka telah mendapatkan kesialan karena permainan itu. Ishida semakin cemas, wajahnya yang dulu imut sekarang menjadi berantakan. Mata indahnya terlihat selalu waspada, dibawah matanya terdapat guratan hitam yang menandakan jika dia kurang tidur. Wajahnya tirus karena kurang makan. Sedangkan Ai dan Kyoya berusaha mencari Naomi yang menjadi penyebab semua kejadia ini.

Sore itu Ai dan Kyoya mencoba menanyakan keberadaan Naomi di kelasnya. Namun jawaban dari teman sekelas Naomi membuat mereka berdua terkejut, pasalnya Naomi meninggal sebulan yang lalu akibat jatuh dari ruang kesenia. Tidak ada yang tau mengapa dia bisa ada disana saat jam pelajaran sedang berlangsung. Lalu siapa yang kemarin mendatangi mereka dan mengajak bermain kagome kagome di belakang sekolah. Mereka berdua sepakat untuk pergi ke rumah Ishida karena hari ini Ishida tidak masuk sekolah.

Saat mereka sampai di rumah Ishida, sudah banyak mobil polisi dan ambulans. Mereka berdua bingung dan mencoba bertanya apa yang terjadi. Ternyata Ishida ditemukan meninggal dengan sebuah pisau daging menancap di perutnya. Ai saat itu juga menangis sekencang-kencangnya, merasa menyesal karena terlambat menyelamatkan Ishida. Kyoya hanya bisa menunduk karena hal buruk terus terjadi dalam seminggu ini. Esok harinya sekolah terasa sepi karena guru-guru sedang memperingati kematian murid-muridnya. Ai dan Kyoya terkejut saat mendapatkan sebuat surat yang di lipat segitiga, dalam surat itu terlutis jika Naomi merasa senang karena bisa bermain dengan mereka dan berterima kasih karena bisa membawa 3 teman mereka. Kejadian itu tidak akan pernah mereka lupakan. Kejadian yang telah merebut orang-orang yang mereka sayangi.

Selasa, 14 November 2017

Kagome Kagome pt 1

Langit kota tokyo tampak menghitam, awam cumulunimbus pun sudah berkumpul di ibu kota jepang tersebut. Tinggal menunggu kapan waktu yg pas untuk menurunkan anugerah dari Tuhan ke bumi. Ai Yamada mempercepat langkahnya saat tetesan air hujan mulai mengenai wajahnya. Tas sekolah dia gunakan sebagai payung darurat. Gerbang sekolahnya mulai tampak saat hujan lebat mengguyurnya. Ujung rok dan bajunya sedikit basah, namun dia masih selamat karena dapat masuk tepat sebelum hujan lebat itu datang.

"Ai-chan... Ohayo" sapa gadis berkepang dua, dia tersenyum memamerikan deretan gusi berwarna pink dan gigi putihnya.

"Ohayo, Sana-chan" Sana Sayuko, teman sepermainan Ai.

Rumah mereka hanya terhalang satu rumah, maka dari itu mereka selalu bermain bersama. Sana dengan senyum cerianya selalu bisa membuat Ai ikut tersenyum energi positifnya benar-benar hebat.

"Bagaimana hujannya, Ai-chan?" Sana masih saja memamerkan senyum andalannya. Menatap polos Ai yg sedang membersihkan roknya.

"Hum kau tau kan kalau aku tidak terlalu suka hujan. Lihat mereka membuat bajuku basah." Bibir mungil Ai mengerucut tanda tak suka.

"OHAYO" Teriak 2 anak lelaki yang diikuti seorang gadis kecil lainnya.

"Ohayo, Shinohara bersaudara... ohayo, Ishida-cci" Balas Ai dan Sana berbarengan.

Kyoya Shinohara dan Akashi Shinohara adalah anak kembar identik. Jika dilihat dari dekat mereka sulit debedakan, namun jika diperhatikan lebih cermat lagi maka akan terlihat perbedaannya. Kyoya memiliki mata beriris coklat muda dan hidung mancung, rambutnya sengaja dibiarkan panjang tapi tidak cukup panjang sampai guru BK memotongnya. Sedangkan Akashi beriris hijau tua dan matanya lebar, rambutnya selalu berdiri keatas. Sedangkan gadis kecil yg mengikuti mereka dari belakang adalah Ishida Yuuko, sepupu Kyoya dan Akashi yang beda usianya hanya 1 tahun. Ishida duduk di kelas 4 sd, sedangkan mereka berempat duduk di kelas 5.

Bel tanda masuk mulai terdengar dan anak-anak berlomba dengan cepat mengganti sepatu mereka dengan uwabaki yang tersedia di loker mereka. Derap langkah kaki kecil mereka menggema di seluruh koridor sekolah. Banyak anak yang terlambat lantaran hujan semakin bersemangat untuk turun dan menyapa setiap makhluk di bumi.

Ai dengan cepat duduk di deretan bangku nomor 10, meletakkan tasnya dan sedikit merapikan rambut panjangnya. Ai Yamada dijuluki Queen of Yoshaki. Dianugerahi wajah yang manis dengan sepasang mata lebar beriris abu-abu, bibir tipis dan hidung mancungnya. Bahkan saat udara dingin, pipi Ai bersemu merah menambah daya tariknya. Ayahnya bukan orang asli Jepang, maka dari itu dia memiliki warna mata abu-abu yg cantik. Ibunya yg dulu seorang model menurunkan gen kecantikannya pada Ai, sedangkan kepintarannya menurun dari sang ayah yg seorang dokter.

Hujan pagi ini membuat kesan seram di SD Yoshaki, memang banyak rumor yg mengatakan jika sekolah itu sangat angker. Padahal SD Yoshaki sangatlah indah, dibelakang gedung sekolah ada bukit yg lumayan indah. Lembahnya bertaburan bunga matahari. Alasan mengapa sekolah tersebut terlihat angker mungkin karena bangunan sekolah yg sudah tua. Memang SD Yoshaki adalah salah satu sekolah tertua di Tokyo. Jadi sudah bisa di pastikan jika SD Yoshaki pasti memiliki cerita seram di baliknya. Mulai dari yg masih bisa di akal hingga tidak dapat di pikir dengan akal sehat.

Kouzumi sensei masuk kedalam kelas beberapa saat setelah bel berbunyi. Dia tampak tergesa-gesa bahkan tidak menmbalas sapaan dari semua muridnya. Beberapa siswa mulai menatap heran Sensei kesayangan mereka. Si ketua kelas berinisiatif menanyakan apa yang membuat beliau tanpak gelisah.

“Daijobu, sensei?” ujar Akemi ramah

“Ah daijobu, Akemi-kun. Uhm sepertinya sensei harus mengatakan ini...” dengan wajah muram Kouzumi menyampaikan kabar duka ini “telah terjadi sebuah kecelakaan di dekat sekolah kita dan yang menjadi korban adalah salah satu murid Yoshaki...” Belum sempat sang guru menyampaikan kabar duka ini, para murid sudah mulai ribut membicarakan siapa yang mungkin menjadi korban kecelakaan itu.

“Semuanya” Dengan sedikit berteriak Kouzumi sensei mencoba menenangkan muridnya.

Seketika itu juga mereka semua diam, kembali memusatkan perhatian pada guru cantik itu. Kouzumi Shinohara menghela nafas berat seakan rongga dadanya terhimpit beban yang sangat berat, mata sipitnya memandangi setiap muridnya. Mencoba menguatkan hati dan menenangkan muridnya.

“Anak yang sekarang telah tiada itu adalah ....” Lagi lagi belum sempat dia mengatakan siapa korbannya pintu kelas terbuka memperlihatkan wajah panik Midori sensei. Nafasnya terengah-engah dan keringat dingin membasahi kening guru muda itu.

“Kouzumi sensei. Mari keruang kesehatan barusan ada murid yang jatuh dari lantai dua,” Dengan sekali tarikan nafas Midori mengatakan kabar duka lagi.

Sontak saja semua yang berada di dalam ruang kelas itu terdiam. Bahkan Kouzumi sensei hampir saja pingsan jika dia tidak cepat-cepat berpegangan pada meja guru. Wajah cantiknya semakin pucat setelah mendengar kabar tersebut. Dia mencoba menetralkan pikirannya dan berusaha tenang, sebagai wali kelas 5-2 sudah tugas seorang guru untuk membuat muridnya tenang dalam keadaan genting sekalipun. Dengan sedikit berteriak Kouzumi mencoba menenangkan anak-anaknya.

“Minasan! Sensei tau kalian kaget dengan semua ini tapi harap tetap tenang dan berada di dalam kelas sampai waktu aman. Akemi, kau bantu sensei untuk mengawasi teman-temanmu dan jangan biarkan mereka keluar kelas sendirian.”

“Eh eum baik, sensei.”

“Sensei akan keruang kesetahan sekarang. Semuanya, mohon jangan ribut dan tetap tenang.”

Setelah Kouzumi dan Midori sensei menghilang dibaik pintu. Anak-anak mulai bergerombol dan berbisik tentang 2 kejadian hari ini. Padahal biasanya tidak ada kejadian mengerikan dalam sehari, meskipun sekolah mereka sering menjadi latar cerita seram. Tanpa mereka sadari ada seseorang yang sedang menyeringai kecil setelah tau bahwa korbannya telah meninggal. Disaat anak lain mulai cemas, dia tetap tenang dan memikirkan rencana lainnya. Bersenang-senang dengan nyawa tentunya.

-oo-

Seminggu setelah kejadian itu para murid SD Yoshida mulai beraktifitas seperti biasa. Memang masih ada beberapa murid yang terlihat cemas atau takut untuk bersekolah. Namun teman-teman mereka pasti akan mencoba menghibur dan menenangkan rasa takut yang dialami.


Sore itu, Ai yang nampak sedang menunggu temannya berjongkok di depan pagar rumahnya. Tidak berapa lama orang yang di tunggu datang dengan sepeda birunya, sama seperti biasa rambutnya di kepang dua. Memang jika anak kecil dengan rambut dikepang dua katanya dapat mendatangkan keberuntungan dan itulah yang dipercayai Sana. Gadis kecil itu selalu mengepang rambutnya sendiri, bahkan sekarang dia sudah bisa melakukannya sendiri, jarang sekali Sana mau menggerai rambut panjangnya. Padahal dia tetap terlihat imut dengan rambut tergerai. 

Analisis Iklan yang Ada di Masyarakat

Keputusan membeli atau mengkonsumsi suatu produk dengan merek tertentu akan diawali oleh langkah-langkah sebagai berikut: (i) Pengenalan k...