Sabtu, 09 Juni 2018

Managemen Agribisnis Keterkaitan Antar Subsistem dalam Sistem Agribisnis Peternakan Bebek Di Kecamatan Candi

BAB I PENDAHULUAN


1.1 LATAR BELAKANG

Itik  atau bebek adalah nama umum untuk beberapa spesies burung dalam famili Anatidae. Bebek umumnya adalah burung akuatik yang sebagian besar ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan kerabatnya angsa dan angsa berleher pendek, dan dapat ditemukan pada perairan air tawar maupun air laut. Bebek kadang-kadang disamakan dengan beberapa burung air yang berhubungan jauh namun mirip dalam penampilan, misalnya loon, grebe, gallinule, dan coot.
Bebek memiliki banyak keunggulan ekonomis, untuk diternakkan demi daging, bulu, telur, dan juga kotoran mereka. Bebek yang diternakkan merupakan keturunan dari bebek liar Mallard ( Anas Platyrhyncos ). Bebek yang diternakkan memiliki ukuran lebih besar dari nenek moyang mereka.
Bebek salah satu unggas yang paling banyak dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia, karena  memiliki prospek yang menjanjikan dan menguntungkan. Selain itu, bebek juga digunakan sebagai bahan makanan karena memiliki protein tinggi yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Semenjak harga daging sapi dan ayam semakin melonjak, banyak konsumen yang beralih kedaging bebek. Maka tidak heran, jika bebek memiliki prospek yang baik untuk kedepannya.
Di Indonesia, bebk pertama kali dibawa dan diperkenalkan oleh orang-orang India pada abad ke VII terutama di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Orang-orang India tersebut merupakan ahli-ahli yang diutus oleh Raja Syailendra untuk membangun candi-candi Hindu dan Budha di Nusantara. Menurut sejarawan, itik-itik yang dibawa ke Indonesia berhubungan dengan ritual keagamaan. Sehingga itik-itik tersebut juga tersebar ke seluruh wilayah Indonesia.


BAB II PEMBAHASAN


2.1 KONDISI MASING-MASING SUBSISTEM

A. Subsistem Hulu

Subsistem yang mencakup semua kegiatan untuk memproduksi dan menyalurkan input-input pertanian dalam arti luas. Subsistem agribisnis hulu ( upstream off-farm agribusiness ) mencakup kegiatan ekonomi industri yang menghasilkan sarana produksi seperti pembibitan, usaha industri pupuk, industri obat-obatan, industri pestisida dan lain-lain beserta kegiatan perdagangan.
Kondisis subsistem hulu pada pertenakan bebek di Kecamatan Candi dapat dikatakan baik. Peternak mendapatkan anakan bebek tersebut dengan mudah dari masyarakat sekitar. Sehingga mampu memberdayakan masyarakat yang kurang mampu untuk membudidayakan anakan bebek tersebut. Untuk pakan sendiri, peternak meggunakan pakan juga dari masyarakat sekitar yang bekerja sebagai nelayan kupang.
1)    Anakan
Kesehatan anakan merupakan salah satu faktor yang menunjang keberhasilan dalam usaha budidaya bebek. Oleh karena itu peternak berusaha untuk menjaga keadaan kandang agar tetap kering sehingga anakan bebek tidak mudah stres. Bebek atau itik termasuk hewan yang mudah stres apabila mendengar suara keras seperti petir, kembang api.
2)    Pakan
Peternak bebek tersebut menggunakan pakan dari bahan alam seperti sari laut, kepala udang, karak atau nasi kering, kupang, dan sedikit makanan olahan pabrik. Alasan peternak tersebut menggunakan pakan kupang karena bebek menjadi lebih sehat dan dapat memproduksi telur dengan maksimal. Jika terlalu banyak menggunakan pakan yang berasal dari olahan pabrik, maka kualitas dari telur bebek tersebut tidak terlalu baik seperti menggunakan pakan dari alam.
Pemberian pakan sendiri dilakukan 3x sehari. Untuk menjaga kualitas dari telur bebek dan kesehatan bebek tersebut, petani lebih banyak menggunakan bahan pakan dari alam. Selain sehat, pakan dari alam juga didapat dengan mudah. Contohnya saja kulit kupang yang didapat dari nelayan sekitar, tentu saja hal tersebut dapat membantu kehidupan nelayan kupang.
3)    Alsintan
Sebuah usaha tani tentunya memerlukan alat-alat agar usaha tani yang dijalankan dapat berjalan dengan baik. Alat-alat yang digunakan dalam usaha tani bebek adalah kandang tipe pekarangan yang sekarang ini menggunakan metode tumpang sari pohon jambu dan kandang tipe postal berupa bangunan besar yang memiliki atap dan dinding.

B. Subsistem Budidaya ( On-Farm )

Kegiatan ekonomi yang menggunakan sarana produksi yang dihasilkan dari subsistem hulu untuk mengahasilkan produk pertanian primer, yang termasuk dalam subsistem budidaya, yaitu usaha tani, perkebunan, usaha perikanan, peternakan dan lainnya.
Kondisi subsistem budidaya (on-farm) pada usaha budidaya bebek di Kecamatan Candi dapat dikatakan baik, karena lahan yang diolah dalam kondisi baik, tenaga kerja berasal dari luar keluarga, sumber modal berasal dari pribadi, keadaan lingkungan sekitar cukup baik untuk mendukung adanya budidaya bebek dan peternak mendapatkan pengalaman dari usaha sebelumnya yaitu gembala kambing.
1)    Pengolahan Lahan
Luas lahan yang digunakan untuk budidaya bebek seluas ±1Ha ,lahan tersebut dibagi menjadi beberapa kandang. Kadang pertama berada disamping sebelah rumah peternak. Peternak bebek tersebut sedang mencoba untuk menggabungkan lahan yang digunakan untuk budidaya bebek dengan nenaman pohon jambu. Caranya pohon jambu tersebut ditaruh didalam pot-pot besar lalu ditaruh diatas tempat yang sudah dibuat oleh petani tepat diatas kandang bebek. Lahan yang digunakan tersebut sebesar 200m² untuk tumpang sari tersebut.
Sedangkan sisa lahan tersebut berada dibelakang rumah peternak yang menggunakan kandang tipe postal yang berupa bangunan. Sehingga tidak dapat dijadikan lahan tumpang sari seperti kandang yang pertama.
2)    Teknik Budidaya
Teknik yang dilakukan oleh peternak bebek di Kecamatan Candi ini peternak mengambil anakan dari orang lain. Lalu jika sudah cukup umur maka akan diambil dan diternakkan selama beberapa minggu. Bebek tersebut akan bertelur pada usia 6-7 bulan. Jika masa produktivitas dari bebek tersebut sudah habis, maka bebek tersebut kembali dijual kepada orang lain untuk diolah dagingnya.
3)    Tenaga Kerja
Tenaga kerja sangat penting dalam keberlangsungan sebuah usaha. Tenaga kerja yang digunakan berupa manusia yang berasal dari keluarga sendiri maupun luar keluarga. Untuk proses produksi dan pengiriman menggunakan tenaga kerja luar keluarga.
4)    Modal
Dalam sebuah usaha tentunya memerlukan sebuah modal, terdapat modal tetap dan modal tidak tetap, banyak cara bagi seorang peternak dalam memperoleh modal usahanya, diantaranya modal berasal dari uang pirbadi (mandiri), diperoleh dari pinjaman dari pemerintah data pihak lain. Usaha budidaya bebek ini peternak menggunakan modal secara mandiri dengan menggunakan uang pribadinya
5)    Petani
Keilmuan seorang peternak akan menentukan hasil usahanya, dalam menjalankan usaha ini peternak memperoleh ilmunya berasal dari pengalaman pribadi yang dulu pernah menggembala kambing.
6)    Manajemen
Dalam kegiatan usaha ternak bebek ini manajemen yang digunakan adalah manajemen tradisional. Dengan alasan tenaga kerjanya berasal dari keluarga dan luar keluarga (masyarakat sekitar).
7)    Lingkungan
-       Fisik: di daerah Sidoarjo termasuk daerah yang banyak tambak penghasil bandeng, selain itu ada juga berbagai macam peternakan dan sawah.
-       Ekonomi: kondisi ekonomis peternak dalam usaha ini termasuk dalam kondisi menengah keatas, karena peternak mampu membiayai kebutuhan dalam budidaya bebek dengan modal milik pribadi.
-       Sosial: kepercayaan orang didaerah Sidoarjo terutama Candi masih percaya dengan hal-hal tradisional, seperti melarung sesaji jika telah masuk musim panen.
8)    Komoditi yang diusahakan
Komoditi yang diusahakan dalam budidaya bebek, yaitu bebek itu sendiri.

C. Subsistem Hilir ( Off-Farm )

                Subsistem hilir dibagi menjadi dua yaitu hilir pengolahan dan hilir pemasaran. Hilir pengolahan adalah kegiatan ekonomi yang mengolah produk pertanian primer menjadi produk olahan, baik produk antara maupun produk akhir, beserta kegiatan perdagangan di pasar domestik maupun di pasar internasional kemudian didistribusikan ke konsumen.
            Hilir pemasaran merupakan kegiatan untuk memperlancar pemasaran komoditas pertanian baik segar maupun olahan didalam dan  luar negeri, termasuk didalamnya kegiatan distribusi untuk memperlancar arus komoditas dari sentra produksi ke sentra konsumsi, promosi, informasi pasar, serta market intelligence.
            Kondisi subsistem hilir (off-farm) pada usaha peternakan bebek di Kecamatan Candi dapat dikatakan baik, karena pada usaha ini ada pengolahan dari telur bebek sebelum dipasarkan.
1)    Hilir Pengolahan
Dalam usaha peternakan bebek di Kecamatan Candi ini ada proses pengolahannya. Telur bebek yang sudah diambil dari kandang akan diolah menjadi telur asin yang memiliki berbagai macam rasa.
Cara mengolah telur asin tersebut agar memiliki berbagai macam rasa, yaitu:
-       Telur yang sudah diambil dari kandang dibersihkan dan disortir menurut ukurannya.
-       Bila ingin membuat telur asin rasa original makan akan dilumuri bubuk batu bata yang sudah dicampur dengan garam dan abu gosok.
-       Kemudian di peram selama tujuh sampai sepuluh hari.
-       Sedangkan untuk telur asin yang memilki rasa berbeda cara pembuatan ditiap rasanya.
-       Jika ingin rasa kepiting, maka telur tersebut akan dioven beserta cankangnya dengan mencampur bumbu buatan sendiri.
-       Sedangkan untuk rasa udang, maka telur asin tersebut akan drebus.
-       Lalu untuk rasa salmon juga sama seperti pembuatan telur asin rasa original, bedaya setelah peraman kemudian direbus dalam minyak salmon selama 4 jam.
-       Untuk membedakan rasa pada telur asin tersebut, peternak membungkusnya dengan aluminuim foil yang berbeda warna.
2)    Hilir Pemasaran
Proses pemasaran dari produk olahan telur asin tersebut dilakukan peternak secara mandiri. Peternak bebek tersebut memiliki toko kecil didepan rumahnya yang berfungsi untuk menjual telur asin. Pada awalnya yang membeli dari masyarakat sekitar, karena telur asin olahan tersebut memiliki berbagai macam rasa yang unik kabar adanya telur asin tersebut membuat konsumen semakin banyak.
Lama kelamaan semakin banyak orang yang penasaran dengan rasa telur asin tersebut dan datang untuk membelinya. Pemasaran dilakukan secara manual tanpa ada perantara.

D. Subsistem Penunjang
Suatu kegiatan yang mendukung, melayani dan menyediakan jasa untuk subsistem hulu, budidaya dan hilir, pelaku dalam subsistem penunjang diantarnya badan penyuluhan, lembaga keuangan atau perbankan, transportasi dan perhubungan, pergudangan dan pemerintah.
            Kondisi subsistem penunjang pada usaha peternakan bebek di Kecamatan Candi dapat dikatakan cukup, dengan alasan pada usaha ini badan penyuluhan tidak memiliki peranan karena peternak dalam menjalankan usahanya dilakukan secara mandiri. Lembaga keuangan atau perbankan juga tidak memiliki perananan karena modal untuk usaha ternak bebek memakai modal sendiri. Untuk transportasi kondisinya baik dikarenakan menggunakan transportasi dengan baik untuk pengiriman telur asin tersebut.
            Kebijakan pemerintah kondisinya baik yang mana dengan adanya kebijakan pemerintah terutama kebijakan ekspor impor dapat memudahkan dalam hal pemasaran ke luar negeri, selain itu dalam pemasaran produk perlu mengetahui informasi pasar petani mengaku bahwa pemerintah selalu memberikan informasi pasar kepada petani.

2.2 KETERKAITAN ANTAR SUBSISTEM

A. Subsistem Onfarm dengan Subsistem Hulu

Keterkaitan antara subsistem onfarm dengan subsistem hulu adalah dimana dalam pengadaan anakan dan pangan sangat kuat.  Karena anakan diperoleh dengan mudah , keterkaitan terkuat terletak pada pakan karena mudah didapat dan keterkaitan pada alsintan juga termasuk kuat karena memilki lahan sendiri.

B. Subsistem Onfarm dengan Subsistem Hilir

Keterkaitan antara subsistem onfarm dengan subsistem hilir adalah kuat. Dimana dalam  proses pengolahan ada keterkaitan karena ada pengolahan telur bebek menjadi telur asin. Dari segi pemasaran ada keterkaitan yang kuat karena pemasaran telur asin ini sudah sampai mengekspor hingga mancanegara yang dapat menambah devisa negara.

C. Subsistem Penunjang

1. Subsistem Penunjang dengan Subsistem Hulu
Keterkaitan anatara subsistem hulu dengan subsistem penunjang adalah cukup berkaitan. Dimana proses transportasi untuk anakan bebek menuju kandang budidaya sudah baik. Tidak ada keterkaitan dengan lembaga keuangan atau bank karena modal berasal dari peternak sendiri.
Keterkaitan dengan lembaga penyuluhan juga tidak. Keterkaitan dengan pergudangan juga lemah karena peternak biasanya langsung mengirim hasil olahan telur asin tersebut, sebab telur asin hanya mampu bertahan selama kurang lebih lima hari saja.
2. Subsiste Penunjang dengan Subsistem Budidaya
            Keterkaitan anatara subsistem penunjang dengan subsistem budidaya tidak ada karena peternak tidak mendapatkan penyuluhan dari lembaga penyuluh. Peternak melakukan budidaya dengan mandiri. Selain itu peternak juga tidak melakukan kerja sama dengan lembaga keuangan, pemerintah, dan pergudangan. Untuk transportasi masih ada sedikit keterkaitan.
3. Subsistem Penunjang dengan Subsistem Hilir
            Keterkaitan subsistem penunjang dengan subsistem hilir adalah bermacam-macam. Alasannya pada subsistem hilir pengolahan tidak ada keterkaitannya. Sedangkan untuk hilir pemasaran ada sedikit keterkaitan yaitu dengan transportasi yang digunakan untuk memasarkan produk olahan telur asin.

Lokasi pengataman berada di UD Adon Jaya, Desa Kebonsari, Rt 05, Rw 01, Kecamatan Candi, Sidoarjo.




BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam usaha peternakan bebek termasuk tidak baik karena masih ada subsistem yang masih belum dimanfaatkan dengan baik.  Pada subsistem hulu, budidaya dan hilir  tergolong baik. Untuk subsistem hilir pemasaran dirasa masih kurang maksimal karena hanya masih mengandalkan dari mulut kemulut. Keterkaitan antar subsistem sangat signifikan dengan tingkat hubungan rendah sampai tinggi.

3.2 Saran

Disarankan agar peternak memperbaiki proses pemasaran dengan cara mengiklankan lewat brosur atau media sosial yang ada. Agar telur asin olahan tersebut semakin banyak peminatnya.

Analisis Iklan yang Ada di Masyarakat

Keputusan membeli atau mengkonsumsi suatu produk dengan merek tertentu akan diawali oleh langkah-langkah sebagai berikut: (i) Pengenalan k...